iklan

ikuti

Rahasia Air Tawar di Lautan


     Allah Swt berbicara tentang kebenaran ilmiah yang terdapat diantara sungai dan lautan. Daerah tersebut dikenal dgn nama muara (muara sungai dilaut). Muara sungai merupakan daerah yg sangat penting dan sensitif. Beberapa tahun terakhir ini para ilmuwan baru mengetahui betapa pentingnya muara. Ilmuwan Amerika serikat melakukan sebuah penelitian di daerah muara sungai beberapa waktu yg lalu. Muara sungai merupakan daerah yg dialiri sungai air tawar yg kemudian menuju laut yg asin. Dalam penelitian ini mereka menurunkan sebuah alat peneliti ke titik terdalam muara sungai tersebut. Tentu saja sebagaimana kita ketahui bahwa semua sungai akan mengalir ke laut. Karena setiap sungai mempunyai  sumber air dari daerah tertentu yang kemudian akan dialirkan sepanjang sungai dan berakhir ke lautan. Air tawar juga akan mengalir dan menembus air asin untuk jarak beberapa kilometer, kemudian air tawar itu akan dibuang ke lautan. Fenomena yang disebutkan oleh Alquran, meskipun air tawar mengalir ke luar menuju ke air asin, tetapi air laut tersebut tidak dapat mendominasi air tawar. Maksudnya adalah bahwa air laut tidak dapat menjadikan air tawar sungai menjadi asin. Namun, kebenaran ini belum menjadi sebuah fakta ilmiah pada masa diturunkannya Alquran. Fenomena menarik ini menggugah keingintahuan para ilmuwan masa kini setelah terjadi pencemaran besar-besaran pada lingkungan dan sungai. Daerah muara sungai inilah yg merupakan katup pengaman bagi air tawar yang telah dianugerahkan Allah Swt kepada manusia. Penelitian para ilmuwan tentang sumber-sumber air tawar tidak terlepas dari penelitian tentang pencemaran yang terjadi di sungai. Pencemaran yang memberikan andil besar berasal dari tehnologi modern. Daerah muara sungai merupakan daerah yang sangat penting dan sensitif karena terletak diantara sungai dan lautan. Oleh karena itu para ilmuwan melakukan penelitian yg mendalam tentang daerah muara sungai ini, kemudian mereka mengumpulkan dan mengeluarkan sejumlah kesimpulan ini pada satu ayat Alquran, seperti firman-Nya berikut:

"Dialah yang membiarkan dua laut mengalir(berdampingan); yang ini tawar dan segar dan yang lain asin lagi pahit. Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang tidak tembus " (QS.Al-Furqan 25;53).

 Kesimpulan awal para ilmuwan tentang masalah ini yaitu bahwa didaerah muara sungai terjadi percampuran berkesinambungan antara air tawar dan air asin. Inilah maksud Allah Swt ketika Dia berfirman. "Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan) ". Maksud ayat ini, Dia menciptakan dua laut yaitu laut berair tawar dan laut berair asin. Disini kita harus mengetahui mengapa Allah Swt mengungkapkan firman-Nya dengan redaksi menciptakan dua laut, namun tidak dengan redaksi menciptakan sungai dan laut. Ketika para ilmuwan meneliti muara sungai itu, mereka menemukan adanya percampuran berkesinambungan antara air tawar dan air asin. Mereka juga menemukan adanya perbedaan temperatur yang cukup besar, serta perbedaan kadar garam di daerah muara sungai.Disana terdapat perbedaan besar antara siang dan malam di setiap bagiannya. Selain itu mereka juga menemukan adanya perbedaan kadar garam di daerah ini yg disebabkan oleh percampuran air tawar dan air asin. Hal baru yang ditemukan oleh para ilmuwan adalah adanya arus alami atau aliran air tawar yang masuk kedalam air asin yang merupakan aliran tidak stabil, sedangkan arus normal adalah arus permukaan yang tidak ditemukan adanya ketidaknormalan atau ketidakstabilan. Antara arus tidak normal air, ada kesinambungan dan perbedaan kecepatan arus dari satu titik ke titik yang lain. Kita dapat menyimpulkan hasil penelitian para ilmuwan tersebut dalam tiga poin penting, yaitu:


1.)Di daerah muara sungai selalu terjadi pengkombinasian atau percampuran air asin dan air tawar.

2.)Di daerah muara sungai selalu terjadi arus bergelombang.

3.)Terdapat perbedaan yang cukup besar dalam pengkonsentrasian kadar garam dan suhu.

Di dalam kamus-kamus kebahasaan arti kata maraja adalah 'membiarkan ' pada ayat diatas. Setelah didapat ternyata kata ini terdiri dari tiga makna yg ditemukan oleh para ilmuwan modern: 'percampuran, perbedaan dan kekacauan.' Oleh karena itu, Allah Swt berfirman sebagai berikut:

" Mereka berada dalam keadaan kacau balau " (QS.Qaaf 50;5). 

Maksudnya, orang-orang yg ragu itu selalu kacau-balau dalam menyelesaikan masalahnya. Karena ucapan mereka tentang Alquran dan keraguan mereka tentang ajaran Islam di serupakan dengan orang yg kacau balau pemahamannya, tidak konsisten, dan tidak lurus. Ada hal yg menakjubkan dari pembahasan ini bagi seorang beriman, bahwa Allah memilih satu kata yg tepat untuk menggambarkan proses fisika yg terjadi di daerah muara sungai ini, yakni sebagaimana firman Allah Swt yg mengatakan, "Dia-lah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan)". Kata membiarkan mempunyai tingkat kecermatan ilmiah. Kenapa Allah Swt menggunakan redaksi dua laut, bukan dengan sungai dan laut ? Para ahli Ilmu kelautan menemukan bahwa sungai itu bukanlah sumber air tawar satu-satunya, karena ada air tawar di dasar samudera. Di bawah dasar samudera terdapat  sumber besar untuk air tawar yang akan terus-menerus mengalir keluar dari dasar samudera. Volume sumber besar tersebut menjadi lebih kecil dari air sungai dilaut.

 ( Referensi dari Buku Mukjizat Alquran & Hadis, jilid 8. Tertarik....? Kunjungi web.kami : www.gianmandiri.co.id )


Tidak ada komentar:

Posting Komentar